Selasa, 23 November 2010

RAGAM SOSIAL DAN RAGAM FUNGSIONAL

Ragam Bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasi tersebut bisa berbentuk:

Dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Biasanya pemberian dialek adalah berdasarkan geografi, namun bisa berdasarkan factor lain, seperti factor social. Sebuah dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa dan pengucapan. Berdasarkan pemakaian bahasa, dialek dibedakan menjadi:

1. dialek regional: varian bahasa yang dipakai di daerah tertentu. Contohnya: bahasa Melayu, dialek Jakarta,dll.
2. dialek social: dialek yang dipakai oleh kelompok social tertentu atau yang menandai strata social tertentu. Contohnya: dialek remaja
3. dialek temporal: dialek yang dipakain pada kurun waktu tertentu. Contohnya: dialek Melayu zaman Sriwijaya.
4. idiolek: keseluruhan cirri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan kekayaan kata.

Aksen, dapat mengacu kepada hal-hal di bawah ini:

* Stres(linguistic), suku kata sebuah kalimat yang diucapkan dengan penekanan terbanyak.
* Logat, alunan nada yang dimiliki oleh masing-masing orang sesuai adal daerahnya.
* Aksen(musik), penekanan pada nada dalam musik.

Laras Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks social tertentu. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos(1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu

1. beku(frozen) digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan, seperti pada kitab suci, upacara pernikahan,dll.
2. resmi(formal) digunakan dalam komunikasi resmi, seperti pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. konsultatif(consultative) digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi, seperti percakapan di pasar,dll.
4. santai(casual) digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. akrab(intimate) digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Sosiolinguistik adalah variasi bahasa yang dipengaruhi oleh budaya. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat dengan masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.

Selain empat varian yang telah disebutkan tadi, ada Bahasa Baku atau Bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Bahasa baku terutama digunakan sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa yang mempunyai banyak bahasa. Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus(ejaan dan kosakata), tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum, serta penggunaan di masyarakat(pemerintah, sekolah,dll). Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati.

Jenis Ragam Bahasa

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain:

1. Ragam Bahasa Undang-undang yaitu ragam bahasa yang digunakan pada undang-undang yang diberlakukan untuk hukum di Indonesia.
2. Ragam bahasa jurnalistik yaitu ragam bahasa yang digunakan para wartawan untuk menyampaikan berita.
3. Ragam bahasa ilmiah yaitu ragam bahasa yang menggunakan penggunaan pengejaan dan tanda baca yang benar.
4. Ragam bahasa sastra yaitu ragam bahasa yang digunakan pada cerpen, novel, puisi, dll yang mengandung sastra.

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan menjadi:

1. Ragam Lisan adalah ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Ragam bahasa lisan antara lain, meliputi:
* Ragam bahasa cakapan: ragam bahasa yang dipakai jika lawan pembicara tersebut adalah sesama, lebih muda atau lebih rendah statusnya.
* Ragam bahasa pidato: ragam bahasa yang dipakai pada saat membacakan pidato.
* Ragam bahasa kuliah: ragam bahasa yang dipakai pada saat kuliah yang digunakan antara dosen dengan mahasiswa.
* Ragam bahasa panggung: ragam bahasa yang dipakai seseorang ketika di panggung.

Kelebihan ragam bahasa lisan:

* Bahasa lisan merupakan bahasa yang primer
* Dapat disesuaikan dengan situasi
* Bahasa lisan lebih ekspresif

Kelemahan ragam bahasa lisan:

* Ragam lisan depengaruhi oleh waktu dan kondisi
* Apa yang dibicarakan belum tentu dapat dimengerti oleh pendengarnya

Contoh ragam bahasa lisan:

1. Ibu bilang kita harus pulang
2. Kakek lagi baca Koran
3. Teo tinggal di Bekasi
4. Lia lagi nonton di kamar
5. Ragam Bahasa Tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsure dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tat cara penulisan(ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsure tata bahasa seperti bentuk kata ataupun tanda baca dalam mengungkapkan ide. Ragam bahasa tulis, antara lain:

1.
* Ragam bahasa teknis: ragam bahasa yang dipakai dengan memikirkan cara penulisannya. Contoh: laporan penelitian, makalah, tesis,skripsi,dll.
* Ragam bahasa undang-undang: ragam bahasa yang menggunakan komunikasi resmi.
* Ragam bahasa catatan: ragam bahasa yang singkat.
* Ragam bahasa surat: ragam bahasa yang dituliskan pada kertas yang digunakan untuk memberi kabar atau informasi.

Kelebihan ragam bahasa tulis:

* Adanya penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide
* Dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
* Tidak terkait dengan kondisi dan waktu seperti ragam bahasa lisan.

Kelemahan ragam bahasa tulis:

* Sering terjadi salah pengertian
* Perlu pemahaman bagi yang menerima
* Tidak dapat bertemu secara langsung

Contoh ragam bahasa tulis:

1. Ibu mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Kakek sedang membaca Koran
3. Teo bertempat tinggal di Bekasi
4. Lia sedang menonton tv di kamar.

Berdasarkan Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

1. Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.
2. Ragam Fungsional, yaitu ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja. Ragam fungsional ada tiga macam, yaitu:
1. Ragam Bahasa Bisnis: ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
2. Ragam Bahasa Hukum: penggunaan bahasa Indonesia dalam dunia hukum, dimana fungsinya mempunyai karateristik tersendiri.
3. Ragam Bahasa Sastra: ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif.

FUNGSI BAHASA DAN KEDUDUKANNYA

Bahasa indonesia adalah dialek kaku dari bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928 atas usulan Mohammad Yamin. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.tepatnya pada saat hari Kemerdekaan
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu “kami” dan “kita”. “Kami” adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan “kita” adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar adalah Subjek – Predikat – Objek-Keterangan (SPOK), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala/waktu (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, “kemarin” atau “besok”), atau indikator lain seperti “sudah” atau “belum”.Dan Bahasa Indonesia di atur dalam UUD 1945 pada pasal 36 yaitu “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Berdasarkan fungsinya bahasa Indonesia dibagi menjadi 5 fungsi;
1. Ekspresif
Contohnya;mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.

2. Komunikasi
Contohnya; sebagai alat berinteraksi atau hubungan antara dua manusia dan sehingga pesan yang dikmaksudkan dapat dimengerti.

3. Kontrol sosial
contohnya; tulisan “dilarang merokok” bahasa tersebut berfungsi sebagai pengatur atau pengontrol

4. Adaptasi
Contohnya;bila kita berada di wilayah atau daerah yang asing atau diluar ibu kota, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia tersebut sebagai alat untuk adaptasi dengan lingkungan baru tersebut.

5. Integrasi/pemersatu
Contohnya;bahasa-bahasa yang berbeda atau beraneka ragam dan dipersatukan oleh bahasa Nasional yang dapat dipakai di seluruh Indonesia yang menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional di ikrarkan pada 28 oktober 1928 yaitu hari “Sumpah Pemuda” yang memilki fungsi-fungsi sebagai;
1. Lambang identitas Nasional.
2. Lambang kebanggaan kebangsaan.
3. Bahasa indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Alat pemersatu bangsa yang berbeda Suku,Agama,ras,adat istiadat dan Budaya.
Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta pada tangal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan berdasarkan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah;
1. Sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
4. Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

Selasa, 09 November 2010

BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI MACAM RAGAMNYA

Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya.
1. Dipandang Dari Jumlah Penutur
Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah (“bahasa ibu”). Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak-kanak).
Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu” tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas pada orang-orang yang lahir dari orang tua yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang berbeda, sebagian orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang-orang yang mempunyai latar belakang bahasa Melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu”, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah “bahasa ibu”. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai “bahasa kedua”. Data ini akan membuktikan bahwa penutur bahasa Indonesia adalah 210 juta orang (2000) ditambah dengan penutur-penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.


2. Dipandang Dari Luas Penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.
Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 210 juta lebih itu tersebar dalam daerah yang luas yaitu dari Sabang sampai Merauke. Keadaan daerah penyebaran ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.
3. Dipandang Dari Dipakainya Sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra.
Tentang susastra, bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastranya walaupun hanya susastra lisan. Susastra Kerinci telah memasyarakat ke segenap pelosok daerah Kerinci. Dengan demikian, bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra.
Tentang budaya, bahasa Kerinci telah dipakai pula walaupun hanya dalam berkomunikasi, bertutur adat, bernyanyi, berpantun dan sebagainya.
Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Kerinci belum mampu memecahkannya. Jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Kerinci belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu.
Ketiga hal di atas – sarana ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra–telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan sangat sempurna dan baik. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.

B. Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Tidak dapat kita pungkiri, bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia ragam tulis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan ke dalam ragam tulis (huruf). Pendapat ini tidak dapat dibenarkan seratus persen sebab tidak semua ragam lisan dapat dituliskan; sebaliknya, tidak semua ragam tulis dapat dilisankan. Kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis.
Kedua ragam itu berbeda, perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
2. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
Contoh :
Orang yang berbelanja di pasar.
“Bu, berapa cabenya?”
“Tiga puluh.”
“Bisa kurang?”
“Dua lima saja, Nak.”
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.
3. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu. Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.
a. Ragam Lisan
1) Penggunaan Bentuk Kata
a). Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni.
b). Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.
2) Penggunaan Kosakata
a). Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.
b). Mereka lagi bikin denah buat pameran entar.
3) Penggunaan Struktur Kalimat
a) Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.
b. Ragam Tulis
1. Penggunaan Bentuk Kata
1) Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni.
2) Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu.
2. Penggunaan Kosakata
1) Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu .
2) Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.
3. Penggunaan Struktur Kalimat
1) Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.

TUJUAN

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara
318
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
Pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya
sembilan buku sastra dan nonsastra.

LATAR BELAKANG BAHASA INDONESIA

Sebagai bahasa yang berkembang, bahasa Indonesia telah dan akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakaianya. Luasnya wilayah pemakaian bahasa Indonesia dan keanekaragaman penuturnya serta cepatnya perkembangan masyarakat mendorong berkembangnya ragam bahasa Indonesia dewasa ini. Di samping itu, kemajuan teknologi informasi, terutama bidang pertelevisian dan media massa di tanah air, menyebabkan penggunaan bahasa dan penyebaran bahasa asing tidak terelakkan lagi sehingga terjadi percampuradukan dengan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang tertib perlu dijaga meskipun bahasa Indonesia mengalami perkembangan. Sebagai contoh dalam bahasa pergaulan, generasi muda zaman sekarang kerap menggunakan bahasa yang serampangan. Keserampangan bahasa itu tidak lepas dari bercampurnya bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Bahkan, tidak sedikit orang yang menggunakan kosakata dari tiga bahasa berbeda dalam perbincangan di forum resmi. Agar dihargai oleh dunia internasional, bahasa Indonesia harus mampu bersaing dengan bahasa internasional, seperti bahasa Inggris, Cina, dan Jepang. Berkaitan dengan itu, Pusat Bahasa mulai tahun 2006 telah melakukan Pemilihan Duta Tingkat Nasional. Duta-duta bahasa yang sudah terpilih menjadi mitra kerja Pusat Bahasa dalam memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia yang tertib.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan
merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:
1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil
karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa
peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.

Rabu, 21 April 2010

MAKANAN SEHARI - HARI BISA JADI OBAT MAAG

sakit maag yang kebanyakan orang tau adalah produksi asam lambung yang berlebihan, tapi belakangan diketahui kalo maag juga terjadi lantaran seragan bakteri Helicobacter Pylori yang bisa menyebabkan infeksi pada lambung dan usus dua belas jari. Iiih serem banget yah?!

sekarang para penderita maag gak perlu cemas banget kalo ternyata terkena maag atau sedang kambuh, seorang dokter muda dari Royal Perth Hospital Australia relah meramu antibiotik (pembunuh bakteri) dan bishmuth (peredam kelebihan asam lambung) menjadi satu dan hasilnya sungguh luar biasa. Dari penelitiannya, ternyata 90% pasien sembuh total.

Akhirnya berita ini sempat tersiar oleh telinga kedokteran indonesia dan menjadi perdebatan diskusi yang menarik lantaran ada saja orang yang berpenyakit maag dapat sembuh dengan berbagai terapi. Tapi kenapa perlu repot kalau memang maag disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylori? orang indonesia gak perlu berobat mahal ke Australia cuma untuk mengatasi maag, karena ternyata bakteri tersebut dapat dibunuh dengan memakan Tempe.
mengapa begitu yah? Tempe katanya, mengandung jamur yang secara alamiah dapat memakan bakteri tentunya dengan dosis yang tepat.

Tapi ini masih desas-desus dari kalangan pelajar didaerah rumah saya lho Ada yang sudah membuktikannya gak yah??

SEDIKIT WASPADA DENGAN MAAG....

Sering mengalami nyeri di ulu hati, mual dan kembung, lebih-lebih bila telat makan atau lagi banyak pe-er? Waspada, kemungkinan kalian termasuk pengidap penyakit maag.? Kalo pertanyaan tentang penyakit maag ini diajukan kepada kalian, sobat muda, wah kayaknya hampir semua tunjuk jari sebagai pengidapnya. Begitu pula bila ditanya siapa yang rajin gosok gigi eh rajin “telat makan� alias pola makan nggak teratur.? Dijamin, hampir tak ketinggalan untuk ikut angkat tangan.
Sobat muda, sakit maag, bukan penyakit yang asing bagi kita. Bahkan demikian akrab dengan kita, dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan yang namanya obat maag, jadi teman setia kita kemana saja.
Tapi, apa kalian ingin terus berakrab-ria dengan penyakit ini? Tentu nggak lah ya.? Masa’ sih bersohib dengan penyakit, rugi dong. Nah, kalau kalian mau putus hubungan dengan sakit maag, kenali lebih dekat penyakit ini, Oke?
Apa sih sakit maag itu?
Sakit maag adalah nama akrab dari salah satu gangguan pada sistem pencernaan kita.? Dalam dunia kesehatan, istilah yang dipakai adalah ulkus peptikum (tukak peptik), yang bisa menyerang lambung maupun duodenum. Lambung dan duodenum adalah bagian dari organ pencernaan kita. Sebagaimana kalian ketahui, sistem pencernaan kita terdiri dari bermacam-macam organ, yang dimulai dari mulut hingga anus. Lambung dan duodenum ini adalah tempat mencerna makanan tahap kedua setelah makanan dicerna di mulut kita. Gangguan or radang pada lambung dan duodenum ini juga disebut sebagai gastritis dari duodenitist.
Bagaimana terjadinya gangguan pada lambung/duodenum? Begini nih ceritanya: Makanan yang masuk ke lambung akan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim pepsin dan renin serta asam lambung (HCl). Pada orang sehat, terdapat suatu keseimbangan antara enzim dan asam lambung dengan daya tahan mukosa lambung (lapisan lendir pada lambung). Artinya keberadaan enzim dan asam lambung tidak menimbulkan gangguan pada lapisan mukosa lambung. Mereka hidup bertetangga dengan baik, sehingga suasana damai tercipta dalam rongga lambung. Bila terjadi gangguan keseimbangan, maka akan terjadi kerusakan pada mukosa yang menimbulkan rasa sakit (nyeri). Bila gangguan ini terjadi terus menerus, maka terjadi luka pada lapisan mukosa lambung.
Rasa nyeri ini disebabkan oleh rangsangan asam lambung terhadap lapisan mukosa lambung, sehingga ujung-ujung syaraf yang ada padanya lebih peka terhadap rasa nyeri. Rasa nyeri ini biasanya dirasakan di daerah ulu hati dan terasa jelas sehingga bisa ditunjukkan dengan pasti lokasinya. Kadang-kadang nyeri ini dirasakan di dinding dada depan atau bisa juga di punggung. Selain nyeri, rangsangan asam lambung tadi juga mengakibatkan munculnya rasa mual. Nyeri ini akan terasa saat lambung kosong dan hilang setelah diisi makanan.
Gejala khas pada gangguan di duodenum adalah nyeri pada malam hari. Tidak semua penderita sakit maag merasakan adanya keluhan seperti tersebut di atas. Ada juga yang tanpa gejala, tapi tiba-tiba terjadi muntah darah atau buang air besar dengan darah yang menghitam. Oleh karena itu perlu waspada setiap saat. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan pada semua usia. Karena begitu sering terjadi, maka penyakit ini termasuk salah satu masalah dalam bidang kesehatan.
Apa penyebab sakit maag?
Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang bisa terserang radang lambung, antara lain:
a. Pola makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan “mencerna� lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
b. Jenis makanan
Makanan tertentu akan merangsang dinding lambung, sehingga terjadi radang/luka, seperti makan yang pedas atau asam.
c. Stres emosi
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar asam lambung yang meningkat ini akan menimbulkan ketaknyamanan pada lambung.
d. Pemakaian obat
Ada obat-obat tertentu yang merangsang dinding lambung, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan dalam lambung. Oleh karena itu obat-obat tertentu, harus dikonsumsi sesudah makan. Beberapa di antaranya adalah obat penghilang rasa sakit dari golongan salisilat dan asam mifenamat (misal aspirin, ponstan). Obat-obat rematik juga termasuk di dalamnya.
e. Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lain-lain.
f. Alkohol dan rokok.
Bahaya yang mengancam
Banyak di atara kita yang menganggap sepele penyakit maag ini. Padahal banyak ancaman serius di balik serangannya. Aktivitas jadi terganggu lantaran nyeri, perih dan mual, adalah satu hal yang pasti. Nah, yang sering tidak disadari adalah akibat lebih lanjut dari penyakit ini. Jika dibiarkan saja tanpa pengobatan, maka radang akan semakin hebat, luka akan makin dalam, lambung akan berdarah. Gawat!
Adanya perdarahan di lambung ini ditandai dengan nyeri yang sangat dan disertai muntah darah atau buang air besar berupa darah yang sudah menghitam. Bila dibiarkan terus maka lambung bisa bocor, luka akan menembus dinding lambung sehingga lambungnya berlubang. Darah akan masuk ke rongga perut dan mengakibatkan rasa nyeri yang sangat hebat. Keadaan ini bisa mengakibatkan kematian.
Ok deh sobat muda, ada baiknya kita waspada terhadap penyakit ini, juga penyakit-penyakit lainnya dong ya. Kalau kita sehat, maka segala aktivitas akan dimungkinkan untuk dilakukan. Memang kesehatan bukan segala-galanya dalam hidup ini, namun memiliki segala-galanya kalau nggak sehat, jadi percuma, nggak bisa menikmatinya. Maka jangan lupa pesan Nabi, “Bersegeralah beramal di masa sehatmu, sebelum datang masa sakitmu�. [arum]